Penulis Belanda menyebutkan bahwa abad ke-15 dan 16 merupakan ‘masa gelap’ sejarah Palembang, karena mereka tidak mendapatkan catatan sejarah Palembang dalam kurun waktu tersebut. Sebaliknya, penduduk setempat mempunyai catatan historiografi tradisional mereka, baik yang tercatat di atas lontar ataupun potongan